Modifikasi Otomotif Kian Marak
KERAN impor yang dibuka lebar untuk mendatangkan mobil-mobil CBU (Completly Built Up), menjadikan para importir umum (IU) semakin berlomba untuk mendatangkan berbagai model dan varian dari berbagai merek. Usia importir umum yang baru seumur jagung ternyata sanggup membuat ATPM (agen tunggal pemegang merek) seperti terimbangi atau bahkan tertinggal.
Tidak hanya menjual atau mendistribusikan langsung unit mobil kepada para konsumen, beberapa langkah strategis pun ditempuh para IU itu. Seperti yang dilakukan Ivan's Motor, yakni dengan menggelar beberapa even kontes dan eksibisi untuk lebih menarik para konsumen agar mengenal, menyenangi dan pada akhirnya timbul keinginan untuk memiliki mobil-mobil impor dengan performa yang lain.
Ajang kontes dan eksibisi itu biasanya bernuansa khas dengan menampilkan mobil-mobil, terutama jenis sedan impor yang telah memperoleh sentuhan modifikasi, mulai dari penampilan bodi luar hingga yang bersifat additional seperti sistem audio dengan berbagai variasi.
Even seperti "Ivan's Motor Automodified" yang digelar pekan silam oleh HNR Promosindo dan Ivan's Motor di Gedung Landmark, Bandung, juga memperlihatkan bagaimana antusiasme peserta dan pengunjung yang menyenangi dunia modifikasi dengan segala bentuk ekspresinya.
" Kami bergerak di bidang impor khusus mobil CBU, 85 persen adalah mobil Jepang non ATPM. Selebihnya adalah mobil built up dari Eropa, terutama BMW dan Mercedes-Benz, " jelas Ferdy Santoso, seorang Manager Marketing Ivan's Motor, yang memiliki 4 showroom , di Jakarta.
Ada beberapa kepentingan, mengapa pihaknya menyelenggarakan pameran dan kontes kendaraan modifikasi, seperti yang digelar di Bandung kemarin. Di antaranya yaitu, bersama even organizer ingin memajukan dunia modifikasi mobil di tanah air, memberikan ruang dan kesempatan kepada para pemilik kendaraan dan pemodifikasi untuk mengekspresikan konsep yang telah dirancangnya.
Tentu saja tren yang tengah berkembang seperti ini, secara langsung akan berdampak pada makin maraknya rumah-rumah modifikasi yang tumbuh subur di kota-kota besar. Di Bandung, tercatat belasan rumah modifikasi semi industri yang berafiliasi pada gaya ubahan yang menekankan pada audio dan bodi. Mereka bisa hidup dengan bergairah dan cukup dinamis.
Hasil modifikasi yang digelar pada "Ivan's Motor Automodified" menampung beraneka ragam aliran modifikasi. Gaya tersebut mulai berkembang di Jakarta dan Bandung pada awal 90-an. Biasanya mengadopsi gaya dandanan dari Amerika atau yang bisa lebih diadaptasi adalah style Australia.
Beberapa pentolan HNR yang sempat menuntut ilmu di negeri Kanguru serta membentuk komunitas dengan sesama pelajar di Sydney bernama [cabin], banyak melahirkan karya modifikasi yang disandangkan pada mobil bermerek terkenal, seperti Porsche Boxter, Mercedes-Benz CLK, Mazda RX7, Peugeot 406 Coupe, Toyota Celica.
Berawal dari itu, beberapa pameran bertajuk ”Hot Import Nights” atau Ivan's Motor Automodified digelar pula di tanah air. Seperti tahun 2001, sebanyak 12.000 pengunjung hadir di ajang sebuah pameran yang digelar HNR di Jakarta dan tercatat 76 mobil hasil modifikasi ikut serta.
Para pemodifikasi dapat berkompetisi sesuai dengan selera dan gaya yang diusungnya. Semua bentuk piala dan penghargaan didisain se-spesifik mungkin untuk mewakili variable modifikasi yang dipertandingkan. Seperti untuk penncinta modifikasi mesin (Top Judged Engine Bay, 2Fast 2Furious atau The Six Shooter), pencinta rally (best rally look, all road Quattro), SUV (Best SUV dan Best Jeep), penggila mobil ceper atau ground clearance (Too Damn Low, Road Scrapper).
Gelaran di Bandung pekan kemarin (8-9/5), merupakan even ke-9 dari rangkaian road show yang digelar HNR. Dari even ini, diharapkan mampu mewadahi seluruh aspirasi pelaku dan penikmat modifikasi atau mungkin malah jadi barometer serta sebagai acuan bagi siapapun penyelenggara even sejenis.
Lebih luas lagi, acara seperti ini bisa dijadikan wadah untuk lebih mendekatkan para produsen kepada para pemodifikasi dan pencinta otomotif umumnya, sekaligus memberikan informasi berikut kemajuan teknologi modifikasi mutakhir yang mengedepankan kreativitas.
IECC 2004
Kegiatan serupa berlangsung pula di Hall A IPTN yang memakai tajuk Indonesia Extreme Car Contest (IECC) 2004.
Ian. A. Manuhutu, project manager dari startainment yang menjadi penyelenggara kegiatan IECC itu mengatakan, IECC bukan ajang hura-hura yang menjadi tempat pameran kendaraan belaka, namun lebih dari itu adalah kontes.
"Kegiatan kami akan berlangsung di 8 kota Indonesia. Untuk ini Bandung adalah tempat pertama,' katanya.
Ditambahkannya, Bandung meminta duluan sebagai tempat penyelenggaraan. Setelah itu akan digelar di Medan, Balikpapan, Bali, Semarang, Surabaya, Makassar, dan terakhir grand final di Jakarta.
Tujuan dari kontes ini menggali kreatifitas dan mempertandingkannya dalam satu kontes. Sehingga para modifikator ataupun bengkel modifikasi dapat mengukur kepiawaian mereka dalam mendandani kendaraan. IECC menjadi wadah edukatif bagi modifikator untuk mengekspresikan idenya dalam wujud satu kendaraan yang harmonis.
Animo masyarakat Kota Bandung diakui Ian sangat besar, karena acara yang bertema garage party atau pesta garasi ini semula ditargetkan untuk meraih 40 peserta saja. Namun dalam pelaksanaannya jumlah pendaftar meningkat menjadi 76 kendaraan. Dari jumlah itu 4 kendaraan diantaranya didiskualifikasi karena mereka datang ke pameran tidak sesuai ketentuan.
Adapun katagori yang dipertandingkan ada 62 jenis dan terbagi dalam kontes kendaraan dan audio. Dari mobil yang hadir pada IECC tampak tidak ada pembatasan peserta, semua tipe kendaraan boleh mendaftar menjadi kontestan. Mulai dari mobil klasik tahun 1960-an bikinan Amerika Serikat seperti Chevrolet GMC pick up sampai dengan mobil modern CBU Toyota Wish tampak hadir. Mereka semua berlomba pada katagorinya masing-masing.
Peserta yang diakui dalam kontes IECC membuat mereka tambah semangat dalam mengembangkan keahlian modifikasi. "Kontes ini baik untuk menggali kemampuan modifikator," ujar Iskandar Effendi, dari Wahana Auto Care yang membawa BMW merah E-36. Karenanya ia pun tidak segan untuk terus menggali kemampuannya lewat internet, majalah otomotif ataupun dengan pergi langsung ke luar negeri. Karena itu tren modifikasi setiap tahunnya tidak sama.
Menurut Ian, para modifikator Indonesia kini semakin berkelas dan pintar dalam mengadopsi teknologi. Bila dahulu mereka hanya berkutat pada kaki-kaki saja, kini sudah mengarah pada gaya yang kosmopolitan. Kemudian mereka pada setiap kontes sudah dapat memilih katagorinya sendiri, tidak semuanya dipilih, sehingga modifikasi mobil pun jadi lebih fokus.
Soal tren sekarang, diakui Iskandar, anak muda lebih menyukai model mobil yang memakai wide body ataupun cutting stiker. "Kini disukai tampilannya," katanya.
Kontes IECC 2004 menguji para modifikator dalam sebelas aspek yaitu aksesori eksterior, body kit, ubahan struktur bodi, ubahan lapisan cat, pelek dan ban, suspensi serta komponen under body, aksesori interior, ubahan struktur interior, aksesori mesin, ubahan struktur mesin , dan ubahan kosmetik audio.
Modifikator yang menjadi King adalah yang berhasil membangun kendaraannya secara harmonis, berjalan dengan baik dan semua peralatan dan aksesoris sesuai dengan fungsinya. Untuk merangsang keikut sertaan peserta pemula, maka kriteria untuk mereka tidak sebanyak peserta yang sudah profesional. Kelas pemula hanya memakai 4 variabel yang dirubah dari 11 variabel.
Mereka yang memenangkan kontes di IECC Bandung diantaranya untuk Hottest Asian Car dimenangkan Merviana dengan Toyota Celica warna pink dan putih. Kemudian Hottest European Car diraih Iskandar dengan BMW E-36 dan Hottest American Car untuk Chevrolet GMC pick up diraih Danny. Adapun kendaraan terbaik dalam penampilan yaitu Best Show Award Regional Extreme State Queen diraih Merviana dengan Toyota Celica. (dih/ovi)***